6 Cara Menghitung Volume Pekerjaan Drainase Semua Ukuran

Cara Menghitung Volume Pekerjaan Drainase – Sebagaimana diketahui, drainase ialah sebuah pembuangan massa air secara alami ataupun buatan dari bagian permukaan atau bagian bawah permukaan dari sebuah tempat. Sistem kerja drainase sendiri yaitu dengan mengalirkan, menguras, membuat serta mengalihkan air.

Secara garis besar, pembuatan drainase mempunyai tujuan utama untuk membuat infrastruktur kota menjadi lebih aman, nyaman, bersih dan sehat. Bahkan, seiring berjalannya waktu, sistem drainase sendiri saat ini sudah mulai dibuat sebagai saluran pembuangan air di rumah-rumah tinggal.

Di dalam proses pembuatan drainase, tentunya diperlukan adanya perhitungan dengan matang sejak awal, mulai dari volume atau luas bidang pekerjaan, kebutuhan material hingga ongkos jasa pengerjaannya. Akan tetapi, sebagian besar orang di luar sana mengeluhkan bahwa mereka belum mengerti bagaimana langkah-langkah menghitung volume pekerjaan drainase.

Oleh sebab itu, jika kalian berencana membuat sistem drainase di rumah sebagai saluran pembuangan air, ada baiknya cari tahu terlebih dahulu cara menghitung volume pekerjaannya. Nah, pada kesempatan kali ini kami akan membahas secara tuntas mengenai cara menghitung volume pekerjaan drainase untuk semua jenis dan ukurannya.

Fungsi Saluran Drainase

Fungsi Saluran Drainase

Sebelum pembahasan mengenai cara menghitung volume pekerjaan drainase berlanjut, sebaiknya pahami terlebih dahulu apa fungsi atau kegunaan salah satu jenis konstruksi bangunan tersebut. Seperti dijelaskan sebelumnya, fungsi utama drainase yaitu untuk membuat infrastruktur kota menjadi lebih nyaman, aman, bersih serta sehat.

Selain itu, sistem drainase juga sebenarnya memiliki beberapa kegunaan lainnya, diantaranya yaitu seperti di bawah ini.

  • Sistem drainase membantu mengeringkan daerah yang tergenang oleh air sehingga tidak ada akumulasi air di tanah.
  • Mampu menurunkan permukaan air hingga mencapai tingkat idealnya.
  • Berguna sebagai pengendali erosi tanah ataupun kerusakan jalan.
  • Sebagai pengendali air hujan secara berlebihan sehingga meminimalisir risiko banjir.

Jenis Sistem Drainase

Perlu diketahui, di Indonesia sendiri sistem saluran drainase terbagi menjadi beberapa jenis. Tentunya setiap jenis sistem drainase tersebut mempunyai karakteristiknya masing-masing. Agar lebih jelasnya, di bawah ini akan kami berikan jenis-jenis sistem drainase di dalam dunia konstruksi bangunan.

Sistem Drainase Lokal

Sistem drainase lokal ialah sebuah saluran yang dibuat secara khusus guna melayani sebuah area di kota tertentu. Dimana area ataupun kawasan tersebut diantaranya yaitu seperti komplek, pemukiman, area pasar, perkantoran, area industri hingga area komersial. Dimana sistem drainase lokal biasanya dibuat dengan ukuran tidak melebihi 10 Ha.

Sistem Drainase Utama

Jenis sistem drainase selanjutnya yaitu ada drainase utama. Dimana drainase utama merupakan saluran drainase primer, sekunder, tersier serta bangunan pelengkapnya yang pembuatannya lebih mengutamakan warga setempat. Dimana pengelolaannya sendiri biasanya sudah menjadi tanggung jawab dari pemerintah kota.

Drainase Pengendali Banjir

Sementara jenis drainase terakhir yaitu digunakan untuk mengendalikan banjir atau biasa disebut dengan flood control. Sungai yang mengalir melalui wilayah kota mempunyai fungsi untuk mengendalikan aliran sungai. Dengan begitu dapat dipastikan bahwa nantinya sistem drainase tidak akan mengganggu dan bahkan bermanfaat untuk kehidupan masyarakat.

Rumus Menghitung Volume Pekerjaan Drainase

Setelah mengetahui kegunaan hingga jenis-jenis sistem drainase, selanjutnya kalian juga harus mengerti bagaimana rumus menghitung volume pekerjaannya. Seperti diketahui, penggunaan rumus di dalam cara menghitung volume pekerjaan drainase sendiri bertujuan supaya hasil akhir perhitungannya bisa lebih akurat.

Adapun rumus menghitung volume pekerjaan drainase tersebut diantaranya yaitu seperti di bawah ini.

Drainase Tipe U : Volume = Panjang x Lebar x Tinggi.

Drainase Tipe Trapesium : Volume = ((Lebar Atas + Lebar Bawah) ÷ 2) x Tinggi) x Panjang

Cara Menghitung Volume Pekerjaan Drainase

Di atas sudah dijelaskan secara lengkap rumus perhitungan volume pekerjaan drainase untuk semua jenis-jenisnya. Secara garis besar, cara menghitung volume pekerjaan drainase sebenarnya hampir mirip seperti saat menghitung volume pondasi batu kali.

Sebab, rumus yang digunakan untuk menghitung volume pekerjaan drainase tipe trapesium sendiri sama seperti pondasi batu kali. Akan tetapi, untuk kali ini kami akan memberikan contoh perhitungan volume pekerjaan drainase tipe U. Karen memang pada dasarnya rata-rata kontraktor membuat pondasi dengan bentuk seperti huruf U.

Sebagai contoh kalian akan membuat sistem drainase dengan panjang saluran sekitar 35 meter, lebar atas 0.6 meter serta kedalaman sekitar 0.5 meter, maka tata cara menghitung volume pekerjaannya yaitu akan seperti berikut ini.

Diketahui :

  • Panjang drainase (P) : 35 meter.
  • Lebar atas (L) : 0.6 meter.
  • Kedalaman atau tinggi (T) : 0.5 meter.

Perhitungan :

  • Volume drainase : Panjang x Lebar x Tinggi.
  • Volume drainase : 35 m x 0.60 m x 0.50 m = 10.5 m3.

Jadi, volume atau luas total pekerjaan drainase atau volume galian tanah drainase berukuran 35 m x 0.6 m x 0.5 m yaitu kurang lebih sekitar 10.5 meter kubik. Kami ingatkan sekali lagi bahwa contoh perhitungan volume pekerjaan drainase di atas merupakan perhitungan untuk drainase tipe U.

Selain menghitung volume pekerjaan galian tanah drainase, kalian juga sebenarnya harus mengerti berapa banyak kebutuhan materialnya, entah itu dari segi papan mal bekisting, pasir, beton cor hingga plesteran. Maka dari itu, perhatikan baik-baik cara menghitung volume kebutuhan pekerjaan drainase di bawah ini.

  • Pekerjaan Papan Mal Bekisting 2 Sisi
    • Volume papan mal : 2 x (Panjang x Lebar).
    • Volume papan mal : 2 x (35 m x 0.5 m).
    • Volume papan mal : 2 x 17.5 m2 = 35 m2.
  • Pekerjaan Pasir Lantai Drainase
    • Volume pasir lantai : Panjang x Lebar x Tinggi.
    • Volume pasir lantai : 35 m x 0.6 m x 0.02 m = 0.42 m3.
  • Pekerjaan Beton Cor Dinding Drainase 2 Sisi
    • Volume beton cor : 2 x (Panjang x Lebar x Tinggi)
    • Volume beton cor : 2 x (35 m x 0.5 m x 0.1 m).
    • Volume beton cor : 2 x 1.75 m3 = 3.5 m3.
  • Pekerjaan Beton Cor Lantai Drainase
    • Volume beton cor : Panjang x Lebar x Tinggi.
    • Volume beton cor : 35 m x 0.4 m x 0.1 m = 1.4 m3.
  • Pekerjaan Plesteran Semen Dinding Drainase 2 Sisi
    • Volume dinding plesteran : 2 x (Panjang x Lebar).
    • Volume dinding plesteran : 2 x (35 m x 0.4 m).
    • Volume dinding plesteran : 2 x 14 m2 = 28 m2.

Di atas sudah dijelaskan secara lengkap bagaimana cara menghitung volume pekerjaan drainase, entah itu mulai dari pekerjaan galian tanah, papan mal bekisting, pasir lantai, beton cor hingga pemlesteran. Namun, supaya lebih jelas total kebutuhannya, kalian juga bisa membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) pekerjaan drainase.

Jika masih bingung, saran kami sebaiknya pahami terlebih dahulu bagaimana cara membuat RAB. Kami juga sebelumnya sudah pernah membahas mengenai contoh RAB rumah yang pastinya di dalamnya sudah dijelaskan secara lengkap bagaimana tata cara pembuatannya.

Akhir Kata

Demikian sekiranya pembahasan dari Epropertyrack seputar cara menghitung volume pekerjaan drainase menggunakan rumus mulai dari galian tanah, beton cor sampai pekerjaan plesteran. Semoga informasi di atas dapat dijadikan sebagai referensi ketika hendak menghitung total volume pekerjaan drainase, baik itu drainase tipe U Ditch ataupun trapesium.