3 Komposisi Campuran Agregat Kelas B Pada Struktur Jalan

Komposisi Campuran Agregat Kelas B – Sebagai akses utama masyarakat, jalan menjadi hal penting dalam kehidupan. Pasalnya dengan dilakukan pembangunan dan perbaikan jalan di setiap daerah, maka aktivitas masyarakat bisa berjalan dengan lancar dan baik. Selain itu, jalan juga dijadikan sebagai pemantapan pertahanan dan keamanan nasional.

Dalam proses pembangunan jalan, diperlukan perencanaan teknis. Salah satu rencana pentingnya adalah memperhitungkan lapisan pondasi agregat. Termasuk di komposisi Campuran Agregat Kelas B. Di mana aspek tersebut perlu diperhitungkan dengan matang oleh para pekerja.

Selain merumuskan Komposisi Campuran Agregat Kelas B, pekerjaan pada lapisan tersebut juga perlu diperhitungkan dengan baik oleh pekerja. Seperti halnya memproses pecahan batu, blending material, hingga pengujian lapangan. Setidaknya sebagai pekerja harus tahu hal ini.

Karena begitu pentingnya pembangunan jalan, maka di kesempatan kali ini Epropertyrack.com akan menjelasakan Komposisi Campuran Agregat Kelas B secara rincian. Tidak hanya itu, di artikel ini juga akan dijelaskan metode pelaksanaan pembangunan agregat kelas B.

Apa Itu Lapisan Pondasi Agregat Kelas B

Apa Itu Lapisan Pondasi Agregat Kelas B

Sebelum ke pembahasan utama, kita lebih dulu mencari tahu apa itu lapisan pondasi agregat kelas B. Di mana lapisan pondasi agregat tersebut tidak lepas dari struktur jalan. Tidak hanya agregat kelas B, tapi ada beberapa lapisan struktur yakni kelas A, AC-BC, dan AC-WC.

Setiap lapisan di atas memiliki fungsi dan cara pekerjaan sendiri-sendiri. Perlu kalian ketahui, setiap lapisan agregat kelas tidak memakai bahan material aspal. Hal itu disebabkan struktur tersebut tidak masuk dalam kategori pondasi jalan.

Lapisan Pondasi Agregat Kelas B bisa diartikan sebagai lapis pondasi agregat yang terletak di atas tanah dasar atau subgrade. Adapun tanah dasar di bawah lapisan berupa tanah asli ataupun tanah timbunan dan galian. Dari pekerjaan konstruksi tersebut juga disebut perkerasan untuk menyebarkan beban roda.

Contoh Komposisi Campuran Agregat Kelas B

Setelah tahu dan paham arti dari lapisan agregat kelas B, berikutnya kita masuk ke pembahasan utama. Adapun dalam mengatur komposisi campuran agregat kelas B tergantung dari Job Mix Formula yang dilakukan. Pembuatan JMF ini dimulai dengan berbagai pengujian material agregat seperti pengujian berat jenis, CBR, ujia kekerasan batu (abrasi), dan lain-lainnya.

Berikut adalah contoh komposisi campuran agregat kelas B hasil JMF:

  • Fraksi 1 (37,5 – 50 mm) = 15%
  • Fraksi 2 (0 – 37,5 mm) = 53%
  • Fraksi 3 (Pasir) = 32 %

Nah, itulah contoh dalam mengatur percampuran agregat kelas B. Apabila kamu ingin mengetahui komposisi setiap agregat, berikut tabel rinciannya:

ASTM(mm)Kelas AKelas BKelas S
2″50,0100
1 1/2″37,510085 95100
1″25,079 8570 8589 100
3/8″9,5044- 5830 6555 90
No. 44,7529 4425 5540 75
No. 102,0017 3015 4026 59
No. 400,4257 178 2012 33
No. 2000,0752 82 84 22

Metode Pekerjaan Agregat Kelas B

Setelah memperhitungkan komposisinya, maka langkah berikutnya kamu bisa langsung melakukan pekerjaan jalan. Adapun untuk pekerjaannya terdapat beberapa langkah untuk mengerjakan pondasi agregat kelas B. Hal ini penting diketahui oleh pekerja supaya dalam pembangunan jalan tidak asal-asalan. Berikut langkah-langkah tepatnya.

  • Pekerjaan persiapan subgrade. Jika sudah siap, selanjutnya dilakukan pengukuran memakai alat ukur seperti TS, theodolit maupun waterpass.
  • Proses penghancuran batu mjadi fraksi yang diinginkan memakai Stone Crusher.
  • Blending material mulai dari fraksi 1, 2 dan 3 sesuai komposisi JMF. Blending bisa menggunakan alat blending factory. Jika tidak tersedia, blending bisa menggunakan excavtor maupun wheel haul
  • Proses pengangkutan dari cache menuju lokasi penghamparan menggunakan dump truck.
  • Penghamparan agregat menggunakan Motor Grader. Tebal hamparan agregat maksimum 20 cm.
  • Proses pemadatan menggunakan alat berat vibro comber. Pada saat pemadatan perlu menjaga kadar air. Oleh karena itu perlu dilakukan penyiraman menggunakan truck water tank.
  • Pengujian ketebalan LPB atau tes spear
  • Pengujian kepadatan agregat menggunakan metode beach cone. Tingkat kepadatan sampai 100%.
  • Pengujian CBR lapangan dan CBR lab. Nilai CBR minimum 60%

Nah, itulah beberapa langkah-langkah yang bisa kamu lakukan apabila menjadi pekerja di bangunan jalan raya. Pastikan dalam pengerjaan utamakan keselamatan kerja.

Sifat-Sifat Fisik Lapis Pondasi Agregat Kelas B

Selain mengetahui komposisi dan langkah-langkah pekerjaan, kamu juga harus tahu sifat-sifat fisik lapis dari pondasi agregat kelas B. Di bawah ini adalah beberapa sifat fisik beserta ukurannya:

  • Abrasi agregat kasar (SNI 03-2417-1990) = Maks 40%
  • Indek Plastisitas (SNI-031966-1990) = Maks 10
  • Hasil kali indek plastisitas memakai persen lolos ayakan no. 200 = –
  • Batas cair (SNI 03-1967-1990) = Maks 35
  • Bagian lunak (SK SNI M-01-1994-03) = Maks 5%
  • CBR Rendaman (SNI 03-1744-1989) = Min 35%

Dari beberapa sifat fisik di atas, bisa diketahui bahwasanya seluruh lapir pondasi agregat harus berbas dari bahan organik, gumpalan lempung, atau bahan tidak dikehendaki lainnya. Adapun bahan-bahan tersebut harus memenuhi sifat-sifat fisik di atas.

Kesimpulan

Dari semua ulasan di atas bisa ditarik simpulan bahwa mengatur komposisi di lapisan agregat kelas B perlu mengetahui tiap komponen yang ada. Selain itu, untuk ukurannya juga perlu diperhatikan supaya tidak salam dalam membangun jalan.

Kiranya itu pembahasan dari Epropertyrack.com mengenai Komposisi Campuran Agregat Kelas B. Selain kita tahu cara merumuskan komposisinya, ulasan ini juga memberikan tutorial dalam pekerjaan lapisan agregat. Semoga adanya ulasan ini bisa dijadikan sebagai sumber informasi paling tepat.

Sumber Gambar: Epropertyrack.com